Friday, December 29, 2006

Ehhmm.. KOPI (Dan HIDUP)

Membaca tulisan Antara Kopi dan Cangkir di SWA, oleh Paulus Bambang W.S., jadi ingat tentang hobby yang dari sejak jaman SMA dulu sudah aku jalani yaitu, NGOPI, ya.. minum kopi di pagi dan sore hari dengan ditemani sebatang dua batang rokok rasanya membuat hidup bersinar setiap harinya. Di pagi hari kalo gak sempat minum kopi di rumah (kost), biasanya aku nikmati kopi di kantor, di sore hari aku nikmati kopi di rumah (kost) sambil bersantai di teras dan terkadang sambil ngelamun, mengevaluasi detil kejadian hidup yang sudah terjalani dari pagi sampe sore itu… Akhh… kopi memang nikmat. Rasanya aku memang seorang kopiholics, dan sebagai seorang kopiholics aku mempunyai suatu keahlian khusus, yaitu mampu membedakan jenis kopi apa yang sedang aku nikmati hanya dari rasanya, apakah itu kopi instant, kopi campuran beras atau jagung, ataukah kopi asli….hehehe. Sudahlah bukan itu yang pengen dibahas…


---
"Now consider this: life is the coffee, and the jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life. Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided," kali ini kalimatnya mulai menekan hati. "So, don't let the cups drive you, enjoy the coffee instead,"
---


Jika hidup adalah kopi maka tentunya kita akan berusaha untuk mendapatkan kopi yang ternikmat dan terlezat.. Satu sisi manusia memiliki kehendak-bebas, dimana ia bebas untuk menentukan pilihan hidupnya tapi di sisi lain manusia juga dibatasi oleh suatu ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Tuhan, yaitu takdir. Dianalogikan manusia seperti masinis kereta apai listrik, kabel listrik terbentang sepanjang jalur kereta api tersebut, dan kereta akan berhenti bila tidak ada arus listrik yang mengalir. Kita dapat bebas menggerakkan atau menghentikan kereta api tersebut kapanpun kita mau, menurut kecepatan yang kita kehendaki. Namun, walaupun kita menikmati kebebasan itu, orang yang menyalurkan listrik pada jalur listrik di kereta api tersebut, setiap saat dapat memaksa kita untuk berhenti, karena seluruh kekuatan dan kemampuan kita terletak pada arus listrik dan orang yang berwenang mengalirinya. Jadi, manusia memiliki kehendak-bebas, namun pada saat yang sama kita juga berada dalam genggaman kekuasaan-Nya dan bergantung pada-Nya. Dengan demikian kita, sebagai manusia memiliki kehendak-bebas untuk membuat atau meracik kopi yang akan kita minum senikmat dan seenak mungkin tapi disisi lain ada kekuatan lain yang kadangkala bisa membuat kopi kita terasa pahit walaupun kita sudah meraciknya dengan sangat baik.

Dengan demikian kita sebagai manusia, ada baiknya untuk selalu bersyukur dengan apapun yang telah kita dapatkan, sehingga sepahit apapun kopi yang tersaji dapat kita nikmati sambil bersantai dengan ditemani sepiring gorengan hangat, dan sebatang rokok (hehehe..), dan menyambut tahun baru 2007 ini, marilah kita racik kopi yang terlezat yang akan kita nikmati bersama orang-orang yang kita cintai...

" MET TAHUN BARU 2007.. dengan
segelas hidangan KOPI Hangat!! "

((…..Dan sore inipun aku kembali bersantai sambil menikmati matahari senja yang akan beranjak ke peraduannya, MANA KOPIKU EUY???…..))

Tuesday, December 26, 2006

SEMOGA SEMUA BAHAGIA UNTUKMU...

Malam itu ia duduk bersamaku, berjejer, dekat, dan rapat. Tubuhnya begitu kelihatan lelah, selelah jiwanya yang sangat tergambar dari wajahnya. Seribu luka dia lewati, tidak ia ungkapkan, dia bertahan dalam ketegarannya. Sorot matanya menjangkau jauh ke depan. Dan aku temani dia dalam diam, tanpa suara kami nikmati keheningan malam, ya hanya desir angin yang berhembus.

Berlahan dia kibaskan rambutnya, sesaat aku terpesona wanginya. Hampir tak ada waktu baginya untuk berbagi kebahagiaan, karena memang belum ada kebahagiaan yang bisa ia bagi. Garis hidup telah membawanya pada coretan-coretan yang sangat tidak terduga. Aku diam berusaha memahaminya. Tidak pernah sekalipun dia mengeluh, walau linangan airmatanya meluap tak tertampung, tidak pernah ia mengadu kepada semesta atas nasib dan takdir yang telah begitu jahanam mempermainkannya, memperkosa jiwa dan fikirannya sampai ia sendiripun tidak bisa lagi membedakan antara rasa sakit dan bahagia. Kekuatannya begitu dahsyat, aku mengaguminya, sungguh....



Monday, December 25, 2006

"Gelasku Masih Kosong..."

.....

Senja itu, ia berdiri di tepi sebuah danau yang jernih, dan cahaya bulan menerangi suasana disekitarnya, seakan memberikan efek magis dalam keheningannya. Bulan memantulkan cahayanya melalui kejernihan danau itu, dan menciptakan sebuah cermin yang membuatnya terpana. Lelaki muda itu termenung dengan sorot mata tajam memandang bayangannya.
"Ingat, engkau adalah apa yang ada dipikiranmu, tataplah bayanganmu, ciptakanlah ia melalui keinginan dan impianmu. Jangan pernah melihat dirimu dari cermin orang lain. Engkau mungkin akan terkejut bahwa seluruh semesta akan bersekutu mendukungmu, memberikan semua energinya untuk menciptakan bayangan itu. Impianmu adalah embrio dari realitamu. Bukankah segala sesuatu di bumi pertama kali diciptakan melalui imajinasi dan impian kemudian menjelma menjadi kenyataan."
Kini ia bingung, apakah ia harus percaya begitu saja kata-kata laki-laki yang baru semalam ia kenal.
Dalam hati ia berkata, "Gelasku masih kosong, wahai Sang Maha Bijaksana, kumohon Engkau bersedia mengisinya dengan tetes-tetes kebijaksanaan dalam kerahmatan-Mu melalui tangan-tangan manusia mulia penghuni bumi yang memang Engkau ciptakan untuk menjadi penuntun jalan bagi manusia lainnya. Hingga aku bisa kembali kepada-Mu dengan jiwa yang tenang lagi diridhoi."

------

Saturday, December 23, 2006

IBU

Baru tersadar, kemaren tgl 22 Desember, adalah Hari Ibu... (Hari Ibu Nasional atau Internasional ya ??).
Jadi sedih inget ibu, maapkan aku yang bahkan satu lembar fotomu pun tidak punya..
Tapi percayalah wajahmu selalu ada di hati&jiwaku bahkan ialah sang pembentuk hati&jiwa itu sendiri.
Maafkan !!
Pengorbanan dan ketulusanmu tak pernah mampu kubayar walau dengan tetesan darahku sekalipun.. Keikhlasanmu adalah suci murni walau terkadang dengan kesombonganku aku pernah menyakitimu, tapi kasihmu tidak pernah berhenti menyiramiku walau setitik.
Maafkan...

(Smoga engkau selalu damai di sisi-Nya hingga pada hari pertemuan nanti kita bisa berkumpul kembali dalam kebahagiaan..)

Tuesday, December 5, 2006

-- Serpihan Masa Lalu yang Menyapa...Semalam...!! --

"Mengapa kau membisu.."
"Aku tidak bisa lagi berjalan melewati hari bersama kamu, seperti yang selama ini kita lakukan."
"Mengapa???"
"Aku tidak tahu, tapi aku tetap mencintaimu.."
"Tolong jelaskan dulu.. Mengapa ????"
Tapi kau tetap membisu dan waktupun berlalu....
Kira-kira empat tahun kemudian kita bertemu lagi walau bukan secara fisik.
"Aku kangen kamu, gimana keaadaan kamu sekarang??"
"Aku baik-baik saja."
"Kapan pulang dan kita bisa bertemu lagi?"
"Aku tidak tau, tapi aku pasti pulang ke kampung, nenggok orang tua, adik-adikku dan sodara-sodara di kampung."
"Kamu gak kangen aku, kamu tau betapa dulu aku menggilaimu dan sampai sekarang aku kadang teringat akan kamu..."
"hehehe..."
Lalu terdengar suara bayi mungilmu di ujung sana..
"Bentar ya aku menyusui anakku dulu.."
"Oke, salam ya untuk mama, papa,dan suami kamu. Dan kecup sayang untuk bayi mungilmu...Bye"
"Bye."
Tuuutt... Tuuttt .. Klick !!

Sunday, December 3, 2006

(MAHA) RINDUKU

Lelah ini gak pernah terhenti, ia bersekutu dengan iblis itu...
Dan menciptakan kisah di dalam mimpiku semalam...
Aku lelah berkelana ibu, aku rindu canda keluarga kita. Mengapa aku terdampar terlalu jauh seakan-akan tidak ada lagi orang yang mengasihiku. Aku sadar ini permainan egoku, yang ingin sekali mengalahkan si iblis yang sama sekali tak nampak dan tak pernah terkalahkan.

Aku sekarang tertunduk bapak, ampuni segala angkuh anakmu, rinduku untuk mu adalah sekeras hantaman ombak yang terdahsyat, cintaku pada keluarga di sana adalah sekuat tarikan magnet yang berkutub utara dihadapkan ke kutub selatan... Aku kalah dalam permainan takdir Ilahi... Terimalah sembah sujud Ananda....


((Suatu saat aku pasti pulang... do'akan saja...))

Wednesday, November 22, 2006

((Kegelisahan))

Hari ini, detik ini, aku masih tetap berkawan dengan kegelisahan...
Bersahabat dengan anak cucu iblis ...
Dan dalam ketelanjanganku aku menangis,
Tuhan bersediakah Kau beri aku neraka-Mu di dunia
Agar aku tau betapa dasyatnya neraka akhirat dalam ke-Maha-an-Mu
Kini, dalam kegelisahan, aku mencari Malaikatku..
Kemana dia, yang semalam aku setubuhi dengan sangat biadab
Rasanya ia marah, karena egoku telah memperkosa akalku
Dan aku tidak ingat lagi pesan terakhirnya...
Sebuah wajah kini menggodaku
Cantik memang tapi tidak cukup hebat untuk menyelamatkanku
Dari kegilaan kepada seorang anak Hawa
Yang telah memenjarakan jiwaku di ruang kosong tak berbatas....
Oh...
Kuingin bercinta dalam gelapnya malam
Agar aku tau bahwa siang tidaklah begitu terik untuk dilewati
Dan, kuingin orgasme dalam pelukan Sang Bidadari
Agar aku mengerti bahwa Sang Iblis bukanlah kekasihku...

Wednesday, November 1, 2006

KAPAN BALIK..?? (KAPAN YO..??)

Ring... Ring...
"Halo Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam mang, po kabar?"
"Oi bicek, kabar aku baek bae."
"Dimano sekarang?"
"Di Samarinda, Kalimantan timur."
"Ngapoi kau tepelacit jauh nian?"
"Biasolah bik, merantau nyari sesuap nasi samo semangkok berlian... hehehe."
"Haha..Pacak nian kau, lah kawin kau belum?"
"Ai belom bik, carike !!"
"Ai kau ni.. Balik lah pulo oy kau tuh ke Prabumulih."
"Tenang bae lah bik, pasti aku balek kagek."
"Sudah dulu mang yo, aku nih lagi nanak nasi agek mutung pulo."
"Lah, kiroi lagi ngapo tadi, sempat-sempatnyo lagi nanak, nelpon."
"Ay biasolah mang bingung
cakmano nian nak ngabisi pulsa."
"Hahaha.. yo sudah ye.."
"Yo mang jago diri, baek-baek di kampung wong."
"Mokasih bicek, lain kali kito sambung yo."
"Iyolah mang, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam..."
Tuut..Tuuttt...