Thursday, April 5, 2007

Sebuah Kisah Manis Bernama Cinta yang Hanya Datang pada Saat yang Tepat

Melankolis juga sentimentil banget malam ini, aku berjalan dalam kekosongan dan berfikir dalam alur bayang-bayangnya. Sampai kapan penantian ini berakhir, ntah mungkin hanya Sang Waktu yang akan menjawab Sang Tanya. Kata orang cinta adalah tentang pemberian yang tanpa pengharapan akan pamrih, tapi ntah kenapa aku selalu berharap akan sedikit cintanya saja, dan itupun rasanya sangat sulit kudapatkan, rasanya ada sesuatu dalam diriku yang membuatnya belum bisa mempercayai diri ini, atau memang belum waktunya semua mendatangkan bahagia. Mungkin ini bukan cinta tapi aku juga gak bisa mendefinisikannya. Beruntunglah orang-orang yang padanya dianugerahkan suatu rasa yang bisa membangkitkan semangat akan penantian di setiap harinya.

Kabar baik dari seorang teman waktu kuliah dulu, ntah nasib dan takdir yang misterius atau memang Sang Waktu selalu menentukan hari baik untuk menganugerahkan sebuah kebahagiaan bagi sang manusia sehingga hanya pada saat yang tepatlah semua kebahagiaan akan bermuara pada alur sejarah perjalanan kita. Dua orang teman baik waktu jaman kuliah dulu. Aneh juga.... di masa jadul itu mereka bahkan jarang sekali ngobrol, walaupun di setiap hari selalu bisa bertemu di sebuah gedung di pojokan grafika Jogja, Selama hampir lima tahun hanya ada sapaan basa-basi pemanis pertemuan. Sekarang sang perempuan di Ibukota sedangkan sang lelaki berada di ujung timur negeri ini, ntah pertanyaan apa yang akan harus dipertanyakan karena pada akhirnya sekarang mereka bahkan menyatu dalam rasa. Pertemuan pada satu hari yang telah disepakati, akhirnya mempunyai makna yang sulit untuk diterjemahkan dalam kata, hanya mereka berdua rasanya yang pasti sangat mengetahuinya. Rasanya gak akan ada lagi basi-basi, gak akan ada lagi sapaan hanya untuk mengetahui kabar yang sudah jelas... Sepertinya mereka begitu telah menyatu dalam rasa sehingga kata-kata yang terucap adalah sebuah perwujudan dari nurani yang jujur, membuat mereka bisa lepas menjadi diri sendiri.

Seperti kata sang perempuan, bahwa mungkin Sang Waktu telah mengasah ego mereka masing-masing sehingga pada saat yang tepat, asahan itu telah selesai membentuk kemilau kedewasaan mereka sehingga hasilnya begitu membahagiakan pada akhirnya.

Harapku semoga bahagia itu selalu menyertai mereka, hingga pada akhirnya mereka akan menyatu dalam suatu ikatan yang terikrar dalam rahmat-Nya dan mengarungi bahtera kehidupan ini bersama selalu sampai akhir hayat.

Dan, ada refleksi disini, ada pembelajaran dari setiap kisah, semoga kisah mereka, adalah sebuah kisah manis bernama cinta yang hanya datang pada saat yang tepat.....